2010/01/23

Story

Kepada Kamu Dengan Penuh Kebencian

Aku benci harus mengungkapkan ini. Aku lebih memilihnya menulis di sini saja, berharap suatu saat nanti kau membacanya, menemukan kepingan cerita sesungguhnya, seperti aku memunguti puing kenangan yang tercecer di antara jalan yang dulu kerap kita lalui....

Aku benci jatuh cinta, terutama kepada kamu. Sungguh, aku benci jatuh cinta kepada kamu..... Aku benci harus menerjemahkan isyarat-isyarat kamu itu. Apakah pertanyaan kamu itu sekadar pancingan atau retorika atau pertanyaan biasa yang aku salah artikan dengan penuh percaya diri? Berulang kali aku berusaha mengelak. Tapi aku tak mampu...

AKU MEMANG TERLANJUR MENCINTAIMU. DAN TAK PERNAH KUSESALI ITU. MESKI KU TAHU CINTAMU BUKAN UNTUKKU....

Kini ku harus pergi, membawa duka di hati. Tak perlu kau tahu betapa hancurnya hati ini. Aku tahu, setelah ini kau pasti akan membenciku.Semua telah terjadi.....

Tapi jujur kuakui, semua ini terasa perih. Andaikan saja engkau dari tadi menghitung berapa kali aku menarik nafas panjang, kau juga pasti akan tahu betapa ada berton-ton batu di pundakku. Namun, pengorbanan adalah kata kunci dari segala apa yang ingin kita raih. Usah menangis. Lupakan saja semuanya. Biarkan semua musnah menjadi debu, terbang disapu angin, dan hilang dalam tiada....

Sejatinya, aku pun tidak akan kuasa menghapus sejarahmu dari benakku. Bagaimana itu bisa kulakukan bila hampir di setiap penghujung malam, namamu selalu kusebut di antara puluhan lembar doa yang kukirim ke langit tujuh.....

Mataku masih berkaca-kaca sejak kemarin tertimbun berton-ton hujan yang tercurah begitu saja... aku harus mengakhiri surat ini. Simpan saja kenangan kita..simpan saja... Takkan kuhapus jejakmu…Biar sakit, biar pedih, atau apapun rasanya. Tetap tersimpan selama-lamanya. Hingga angin dan air mengaburkan semua......

Semoga alam raya menjadi saksi atas apa yang terjadi hari ini........

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda